Friday, April 22, 2016

Sejarah Pasar Modal Indonesia

Sebelum Kemerdekaan : 

 Berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan.

Sedangkan Efek yang diperjual-belikan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan Pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya.

Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.

Perang Dunia II

Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat dengan memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup bursa efek di Surabaya dan di Semarang.

Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda. Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia.

Dengan demikian, dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya aktivitas pasar modal pada zaman penjajahan Belanda

Orde Lama


Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkankan sebagai Undang-undang No. 15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI membuka kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar Efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958, karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia.
Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua Efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua Efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan Efek di Indonesia. Tingkat inflasi pada waktu itu yang cukup tinggi ketika itu, makin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang dan pasar modal, juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun 1966.

Orde Baru

Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun 1976 pasar modal diaktifkan kembali dan go publik-nya beberapa perusahaan. Pada jaman orde baru inilah perkembangan PM dapat di bagi menjadi 2, yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d sekarang.

Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek. Fasilitas-fasilitas yang telah diberikan antara lain fasilitas perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di Pasar Modal.

Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

Pakdes 1987 

Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49% dari total emisi.  Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

Pakto 88 

Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito.
Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.

Pakdes 88 

Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa. Karena tiga kebijaksanaan inilah pasar modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang.

Pengertian, Fungsi dan Manfaat Pasar Modal Indonesia

Menurut UU No. 8 Tahun 1995 

Pasar Modal didefinisikan sebagai segala aktifitas dan penawaran efek/surat berharga kepada masyarakat, segala aktifitas perusahaan publik yang berkaitan dengan surat berharga yang diterbitkannya , serta segala aktifitas yang berkaitan dengan institusi dan profesi yang berkaitan dengan surat berharga

Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976)

Fungsi Pasar Modal :

a. Sebagai Sumber Penghimpun Dana

b. Sebagai Alternatif Investasi bagi Pemilik Modal

c. Sebagai pendorong perkembangan investasi

Manfaat Pasar Modal :

  • Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
  • Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.
  • Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara.
  • Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
  • Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional.

Metode Rata-Rata Tertimbang dalam Alokasi Biaya Joint Product

Metode rata-rata tertimbang adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya bersama berdasarkan kepada unit produksi dan dikalikan dengan faktor penimbang, kemudian diperoleh jumlah penimbang rata-rata setiap produk dibagi dengan jumlah penimbang rata-rata seluruh produk.

Angka penimbang ini ditentukan berdasarkan besarnya jumlah produk yang digunakan. Angka penimbang ini digunakan akibat sulitnya pembuatan produk, pembedaan jam tenaga kerja dipakai dan waktu yang digunakan untuk menghasilkan tiap jenis produk.



Metode Rata-Rata per unit dalam Alokasi Biaya Joint Product

Metode rata-rata perunit adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya bersama dimana seluruh produk yang dihasilkan dari proses produksi bersama harus dibebani suatu nilai secara proporsional dari seluruh biaya bersama atau dari besarnya unit yang diproduksi.

Metode ini mengabaikan bobot atau nilai jual dari produk, disamping itu semua produk diasumsikan bersifat homogen dan bahwa masing-masing produk memerlukan biaya relatif sama antara satu dengan lainnya. Pembebanan biaya bersama pada metode ini dapat dihitung dengan cara mengalikan biaya perunit dengan jumlah unit masing-masing produk. Biaya perunit dapat dihitung dengan cara membagi jumlah biaya bersama dengan jumlah unit seluruh produk.


Metode Unit Fisik dalam Alokasi Biaya Joint Product

Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan biaya bersama kepada produk didasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu produk. Pembebanan biaya bersama pada metode unit fisik dapat dihitung dengan cara membagi unit fisik masing-masing produk dengan jumlah unit fisik keseluruhan produk dikalikan dengan biaya bersama. 

Dalam metode unit fisik, unit output dari suatu produk harus diungkapkan dalam bentuk yang sama. Hal ini dianjurkan karena seluruh produk gabungan terdiri dari bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang sama, sehingga semua produk harus menerima bagian biaya bersama berdasarkan ukuran secara fisik. Apabila unit output yang digunakan oleh masing-masing produk tidak sama maka perlu digunakan satuan umum yang sama. Satuan dapat berupa volume, bobot, atau ukuran karakteristik lainnya. 


Metode Harga Pasar dalam Alokasi Biaya untuk Joint Products

Dalam alokasi biaya untuk joint products dapat digunakan beberapa metode sebagai berikut :

1. Metode Harga Pasar (Nilai Jual)
    Merupakan pembebanan biaya atas dasar nilai jual masing-masing  produk. Metode ini yang paling banyak digunakan dengan alasan sebagai berikut :
    1). Biaya bersama relatif terhadap biaya produksi lainnya apabila bauran fisik dan keluaran dapat diubah  
         lebih besar atau lebih kecil. 
    2). Dengan adanya perubahan tersebut maka akan menghasilkan total nilai pasar lebih besar atau lebih 
         kecil

Metode harga jual dapat dibedakan menjadi :

a). Harga jual diketahui pada saat titik pisah

Apabila harga jual diketahui pada saat titik pisah maka biaya bersama dibebankan kepada produk berdasarkan nilai jual masing-masing produk terhadap jumlah nilai keseluruhan produk. 

b). Harga jual tidak diketahui pada saat titik pisah

Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui  pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual dapat diketahui setelah proses. Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotetis. 

Harga pasar pasar hipotetis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut. (HJH = NJ - BPL) 

keterangan : HJH  : Harga jual hipotetis 
                   NJ     : Nilai jual 
                   BPL  : Biaya proses lanjutan 




Wednesday, April 20, 2016

Analisa Sumber dan Penggunaan Dana

Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan tersebut dengan menunjukan darimana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaanya.

Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan   dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.

Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.

Sumber Penerimaan Kas
  • Berkurangnya aktiva lancar selain kas
  • Berkurangnya aktiva tetap
  • Bertambahnya depresiasi (penyusutan)
  • Bertambahnya hutang
  • Bertambahnya modal
  • Adanya laba operasi (EAT)
Sumber Penggunaan Kas

  • Bertambahnya aktiva lancar selain kas
  • Bertambahnya aktiva tetap
  • Berkurangnya hutang
  • Berkurangnya modal
  • Pembayaran cash deviden
  • Adanya rugi operasi



Working Capital

Working capital atau modal kerja didapat dari :
   
    WC    =  CA (AL)   -  CL (Hut. Lancar)

    Ket : CA : Current assets (aktiva lancar)
            CL  : Current Liabilities (Hutang lancar)
            WC : Working Capital (Modal Kerja)



Sunday, April 17, 2016

Jurnal penutup (Closing Journal)

Jurnal penutup (Closing Journal) adalah jurnal yang digunakan untuk menutup akun-akun nominal atau akun laba/rugi. Jurnal penutup ini biasanya dibuat diakhir periode akuntansi. Ada beberapa akun yang ditutup yaitu :

Menutup akun Pendapatan/ Revenue

Akun yang pertama ditutup adalah akun pendapatan (revenue) yaitu akun dengan kode 4. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

Service Revenue (pendapatan jasa)                  Rp xxx

........... Revenue (pendapatan ........)                   Rp xxx

  ..............................  Income Summary (ikhitisar laba/rugi)           Rp. xxx

Menutup Akun Beban/ Expense

Akun selanjutnya yang ditutup adalah akun beban (expense) yaitu akun dengan kode 5 atau 6.

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

Income Summary (ikhtisar laba/rugi)    Rp. xxx

 ....................... Salaries Expense (beban gaji)                   Rp. xxx

....................   .......... Expense (beban ..........)                   Rp. xxx

.....................   .......... Expense  (beban ..........)                   Rp. xxx

Menutup akun Prive / Drawing
..........., Capital     Rp. xxx

............... ........., Drawing         Rp. xxx

(Sebesar drawing/prive-nya)


Menutup akun Laba atau Rugi

Jika Laba :

Income summary  (ikhtisar laba/rugi)    Rp. xxx

......................  ..........., Capital (modal ......)                      Rp. Xxx

              (sebesar laba-nya)

Jika Rugi :

..........., Capital (modal ...... )  Rp. xxx

 ................. Income Summary (ikhtisar laba/rugi)  Rp. Xxx

              (sebesar rugi-nya)


Contoh soal :

Diketahui sebagian data Adjusted Trial Balance (Neraca Saldo Setelah Disesuaikan) sebagai berikut :

Tn. Ali Capital (Modal Ali )                            Rp. 75.000.000

Tn Ali Drawing (Prive Tn. Ali )                      Rp 2.000.000

Service Revenue (pendapatan Jasa)              Rp 35.000.000

Rent Revenue (Pendapatan sewa)                 Rp 15.000.000

Salaries Expense (beban gaji)                        Rp 5.000.000

Supplies expense (beban perlengkapan         Rp. 7.000.000

Electricity Expense (Beban Listrik)                Rp. 1.000.000

Jika diketahui  Laba Rp 37.000.000 diakhir periode maka jurnal penutupnya adalah :

Menutup Akun pendapatan :
Service Revenue (pendapatan Jasa)        Rp 35.000.000

Rent Revenue (Pendapatan sewa)             Rp 15.000.000

.................. Income Summary (Ikhtisar L/R)     Rp. 50.000.000

Menutup Akun Beban

Income Summary (Ikhtisar L/R)                  Rp. 13.000.000

....................... Salaries Expense (beban gaji)                      Rp 5.000.000

...................... Supplies expense (beban perlengkapan Rp. 7.000.000

.....................  Electricity Expense (Beban Listrik)            Rp. 1.000.000

Menutup Akun Prive/Drawing

Tn Ali, Capital (modal Tn. Ali         Rp. 2.000.000

...............Tn Ali Drawing  (Prive Tn. Ali)        Rp. 2.000.000

Menutup Akun Laba / Rugi

Income summary  (ikhtisar laba/rugi)    Rp. 37.000.000

......................  Tn Ali, Capital (modal Ali)                      Rp. 37.000.000

Jurnal Penjualan Barang Dagang

Pada pembahasan kali ini akan disampaikan materi mengenai pencatatan transaksi Penjualan (Sales) di perusahaan dagang

Penjualan (Sales)
Jurnal untuk Penjualan tunai :

Cash (kas)                   Rp xxx

 .......... Sales (penjualan)           Rp xxx

Jurnal untuk Penjualan kredit:

Account Receivable (piutang dagang)  Rp xxx

..................Sales (penjualan)                                    Rp. xxx

Contoh soal :

12 Juli 2015  Dijual barang dagangan kepada pelanggan Rp. 3.000.000 tunai (Nota Kontan 01)

Cash (kas)                   Rp 3.000.000

 .......... Sales (penjualan)           Rp 3.000.000

15 Juli 2015 Dijual barang dagangan kepada pelanggan Rp 7.000.000 dengan syarat 2/10 n/30 (Faktur 100)

Account Receivable (piutang dagang)  Rp xxx

  ..................Sales (penjualan)                                    Rp. xxx

Retur penjualan dan pengurangan harga (Sales return and allowances)

Retur untuk transaksi penjualan tunai :
Sales return & Allowance (retur penjualan)  Rp xxx

.............................. Cash (Kas)                                                   Rp xxx

Retur untuk transaksi penjualan kredit:

Sales return & Allowance (retur penjualan)  Rp xxx

  ........................... Account Receivable  (piutang dagang)   Rp xxx

Contoh soal :

13 Juli 2015 Diterima kembali barang dagangan dari pelanggan atas penjualan tanggal 12 Juli 2015 (diatas) Rp 200.000 (Nota Kredit 50)

Sales return & Allowance (retur penjualan)  Rp 200.000

  .............................. Cash (Kas)                                                   Rp 200.000

16 Juli 2015 Diterima kembali barang dagangan dari pelanggan atas penjualan tanggal 15 Juli 2015 (diatas) Rp 500.000 (Nota Kredit 51)

Sales return & Allowance (retur penjualan)  Rp 500.000

.............................. Cash (Kas)                                                   Rp 500.000

Pelunasan piutang dagang
Jika mendapat potongan :

Cash (kas)                                                           Rp xxx

Sales Discount (potongan pembelian)   Rp xxx

................................... Account Receivable (piutang dagang)       Rp xxx

Jika tanpa potongan :
Cash (kas)                                                   Rp xxx

............. Account Receivable (piutang dagang)  Rp xxx

Catatan :

Jika sebelumnya ada retur, maka account receivable (piutang dagang) dikurangi dengan retur terlebih dahulu

Contoh soal :

25 Juli 2015 Diterima pelunasan atas Faktur No. 100 (diatas)

Jika mendapat potongan :

Cash (kas)                                                           Rp 6.370.000

Sales Discount (potongan pembelian)   Rp     130.000

  ................................... Account Receivable (piutang dagang)       Rp 6.500.000

Penjelasan :

Account Receivable (piutang dagang) awal Rp 7.000.000 dikurangi dengan Retur penjualan (tanggal 16 juli) Rp 500.000 = 6.500.000

Sales discount (potongan pembelian) diterima karena pelunasannya masih dalam jangka waktu potongan yaitu 10 hari (dari syarat 2/10 n/30) . Maka 6.500.000 x 2% = 130.000

Cash (kas) : 6.500.000 - 130.000 = 6.370.000

Jika tanpa potongan :

Cash (kas)                                                   Rp 6.500.000

............. Account Receivable (piutang dagang)  Rp 6.500.000

Jurnal Pembelian Barang Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang melakukan kegiatan pembelian dan penjualan barang dagangan

Pembelian (Purchase)

Pembelian tunai :
Purchase (pembelian)    Rp xxx
............... Cash (kas)                    Rp xxx

Pembelian kredit:
Purchase (pembelian)    Rp xxx
 ................. Account Payable (hutang dagang)  Rp. xxx

Contoh soal :
1 Maret 2015 Dibeli barang dagangan Rp.3.000.000 secara tunai
Purchase (pembelian)    Rp 3.000.000
............... Cash (kas)                    Rp 3.000.000

10 Maret 2015 Dibeli barang dagangan secara kredit dengan syarat 2/10 n/30 Rp. 4.000.000
Purchase (pembelian)    Rp 4.000.000
 ................. Account Payable (hutang dagang)  Rp. 4.000.000

Beban Angkut Pembelian (Freight in)

Pembayaran beban angkut tunai :
Freight in (beban angkut pembelian)   Rp xx
.............................. Cash  (kas)                                Rp xx

Pembayaran beban angkut kredit:
Freight in (beban angkut pembelian)             Rp xx
.....................Account Payable (hutang dagang)          Rp. xx

Contoh soal :
2 Maret 2015 Dibayar beban angkut pembelian Rp.400.000 secara tunai
Freight in (beban angkut pembelian)   Rp 400.000
.............................. Cash  (kas)                                Rp 400.000

7 Maret 2015 Beban angkut pembelian Rp. 500.000 dibayarkan bulan depan
Freight in (beban angkut pembelian)             Rp 500.000
  ....................Account Payable (hutang dagang)          Rp. 500.000

Retur pembelian dan pengurangan harga (Purchase return and allowances)
Retur untuk transaksi pembelian tunai :

Cash (kas)                                              Rp xx
............. Purchase Return & Allowances (Retur Pembelian)  Rp xx

Retur untuk transaksi pembelian kredit :
Account Payable (hutang dagang)  Rp xxx
  .............. Purchase Return & Allowances (retur pembelian)  Rp xxx

Contoh soal :
2 Maret 2015 Dikembalikan barang dagang yang dibeli tanggal 1 Maret 2015 (diatas) senilai Rp. 100.000
Cash (kas)                                              Rp 100.000
............. Purchase Return & Allowances (Retur Pembelian)  Rp 100.000

11 Maret 2015 Dikembalikan barang dagang yang dibeli tanggal 10 Maret 2015 (diatas) senilai Rp. 200.000
Account Payable (hutang dagang)  Rp 200.000
  .............. Purchase Return & Allowances (retur pembelian)  Rp 200.000

Pelunasan hutang dagang

Jika mendapat potongan :
Account payable (hutang dagang) Rp xxx
  .................Purchase discount (potongan pembelian)  Rp xxx
 ................. Cash (kas)                                                                  Rp xxx

Jika tanpa potongan :
Account Payable (hutang dagang)   Rp xxx
  .....................................Cash (kas)                Rp xxx

Catatan :
Jika sebelumnya ada retur, maka account payable (hutang dagang) dikurangi dengan retur terlebih dahulu
Contoh soal diatas :

21 Maret 2015 Diterima pelunasan hutang atas transaksi tanggal 11 Maret 2015 (diatas)
Account payable (hutang dagang) Rp 3.800.000
  .................Purchase discount (potongan pembelian)  Rp       76.000
 ................. Cash (kas)                                                                  Rp 3.724.000

Penjelasan :
Account payable (Hutang dagang) awal Rp. 4.000.000 dikurangi dengan  Retur Rp. 200.000 maka sisa hutang dagang adalah Rp. 3.800.000
Purchase Discount (potongan pembelian) 3.800.000 x 2% = 76.000
mendapatkan potongan karena syarat 2/10 n/30

Cash (kas) = 3.800.000 - 76.000 = 3.724.000

Jika tidak ada potongan maka :
Account Payable (hutang dagang)   Rp 3.800.000
  .....................................Cash (kas)                Rp 3.800.000

Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang (Inventory)

Dalam pencatatan jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagang ada dua metode yang digunakan :

A. Metode Income Summary (Ikhtisar Laba/Rugi)

Dalam metode ini, akun persediaan barang dagang awal ditutup dan mencatat persediaan barang dagang akhir. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

Income Summary                                      Rp.  xxx

............ Merchandise Inventory (begin)                      Rp. xxx

Merchandise Inventory (ending)        Rp. xxx

.............Income Summary                                                Rp. xxx

Contoh : Saldo persediaan awal barang dagang adalah Rp 50.000.000,- sedangkan berdasarkan pemeriksaan saldo akhir persediaan barang dagang digudang Rp 60.000.000,-

Income Summary                                      Rp.  50.000.000

............ Merchandise Inventory (begin)                      Rp. 50.000.000

Merchandise Inventory (ending)        Rp. 60.000.000

.............Income Summary                                                Rp. 60.000.000

B. Metode Cost of Goods Sold (Harga Pokok Penjualan )

Dalam metode ini, selain akun persediaan barang dagang awal, dan persediaan barang dagang akhir yang ditutup, ada beberapa akun lainnya.  Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

Cost of goods sold                                 Rp. Xxx

........................Merchandise Inventory (begin)       Rp. xxx

........................Purchase                                                  Rp. Xxx

........................Freight in                                                  Rp. Xxx

Merchandise Inventory (ending)     Rp. Xxx

Purchase Returns & Allowances     Rp. Xxx

Purchase discount                               Rp. Xxx

.......................Cost of goods sold                               Rp. xxx

Contoh soal :

Data sebagian Trial Balance adalah sebagai berikut :

Merchandise Inventory                   Rp 45.000.000

Purchase                                        Rp 60.000.000

Purchase Return                             Rp. 2.000.000

Purchase Discount                          Rp.  1.000.000

Freight in                                        Rp. 3.000.000

Berdasarkan pemeriksaan fisik, saldo persediaan barang dagang per 31 Desember 2015 adalah Rp 50.000.000. Maka jurnal penyesuaiannya adalah :

Cost of goods sold                                 Rp. 108.000.000

........................Merchandise Inventory (begin)       Rp. 45.000.000

........................Purchase                                                  Rp. 60.000.000

........................Freight in                                                  Rp.   3.000.000

Merchandise Inventory (ending)     Rp. 50.000.000

Purchase Returns & Allowances     Rp.    2.000.000

Purchase discount                               Rp.    1.000.000

.......................Cost of goods sold                               Rp. 53.000.000


Catatan :

Penyesuaian atas persediaan barang dagang dilakukan jika perusahaan menggunakan Metode Fisik/Periodik. Sedangkan jika menggunakan metode perpetual (terus menerus) maka tidak perlu melakukan penyesuaian persediaan.

Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima Dimuka (Unearned Revenue)

6. Pendapatan diterima dimuka (Unearned Income)

Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang seharusnya diterima setiap bulan, langsung diterima sekaligus untuk beberapa tahun

A. Jika dicatat sebagai Hutang

Ciri-ciri : Nama “Unearned (diterima dimuka) …………..”

       Pada saat transaksi :

Cash                 Rp xx

.................. Unearned ……….  Rp xx

    Adjusment :

Unearned ………  Rp xx

.....................……… Revenue  Rp. xx

     (dicatat sebesar yang terpakai/ sudah menjadi pendapatan)

Contoh Soal :

4 Agustus 2015 diterima pendapatan bunga untuk satu tahun Rp. 1.200.000,-

Jurnal :

Cash (Kas)                             Rp 1.200.000

...........Unearned Interest (Bunga diterima dimuka)  Rp 1.200.000

Penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2015 adalah :

Unearned Interest (Bunga diterima dimuka)      Rp 500.000

..................Interest Revenue (pendapatan bunga)        Rp. 500.000

Catatan : bunga diterima dimuka 1 tahun 1.2000.000

1.200.000 / 12 bulan = 100.000/bulan

4 Agustus 2015-31 Desember 2015 adalah 5 bulan

maka 5 bln x 100.000 = 500.000

B. Jika dicatat sebagai Revenue (Pendapatan)
Ciri-ciri : Nama “ ………….. Revenue”

           Pada saat transaksi :

Cash              Rp xx

................ ………. Revenue  Rp xx

         Adjusment :

……….. Revenue  Rp xx

...............  Unearned ………  Rp. xx

          (dicatat sebesar yang tersisa)

Contoh Soal :

7 September 2015 diterima pendapatan bunga untuk satu tahun Rp. 2.400.000,-

Jurnal :

Cash (Kas)                             Rp 2.400.000

.............. Interest Revenue (Pendapatan Bunga)  Rp 2.400.000

Penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2015 adalah :

Interest Revenue (Pendapatan Bunga)                         Rp 1.600.000

..................Unearned Interest  (Bunga diterima dimuka)       Rp. 1.600.000

Catatan : Pendapatan bunga 2.400.000

2.400.000 / 12 bulan = 200.000/bulan

7 September 2015-31 Desember 2015 adalah 4 bulan

maka sisanya adalah 8 bln x 200.000 = 1.600.000 (karena dicatat yang tersisa)

Jurnal Penyesuaian Beban Dibayar Dimuka (Prepaid Expense)

5.  Beban Dibayar Dimuka (Prepaid Expense)
Beban dibayar dimuka adalah beban yang harusnya dibayar setiap bulan dibayarkan langsung sekaligus untuk beberapa tahun

A. Jika dicatat sebagai Asset (Harta)

Ciri-ciri : Nama “Prepaid (Dibayar dimuka) …………..”

        Pada saat transaksi :

Prepaid ………..  Rp xx

.....................Cash              Rp xx

        Adjusment :

………Expense                          Rp xx

  ........................Prepaid ………               Rp. xx

             (dicatat sebesar yang terpakai)

Contoh soal:

Pada tanggal 2 Maret 2015 dibayar sewa untuk 12 bulan sebesar Rp. 12.000.000 secara tunai.

Jurnal :

Prepaid Rent (Sewa dibayar dimuka)    Rp. 12.000.000

...................   Cash (Kas)                                                    Rp. 12.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2015 dilakukan jurnal penyesuaian atas sewa maka :

Jurnal Penyesuaian :

Rent Expense (Beban Sewa)                   Rp. 10.000.000

................... Prepaid Rent (Sewa dibayar dimuka)   Rp. 10.000.000

Catatan: Sewa 12.000.000 / 12 bulan = 1.000.000/bulan

Bulan yang terpakai 3 Maret 2015 - 31 Desember 2015 adalah 10 bulan

maka sewa yang terpakai 10 bln x 1.000.000 = 10.000.000


B.  Jika dicatat sebagai Expense (beban)
Ciri-ciri : Nama “ ………….. Expense”

          Pada saat transaksi :

………. Expense  Rp xx

   ............    Cash  Rp xx

      Adjusment :

Prepaid ………   Rp xx

  ................ ……… Expense  Rp. xx

      (dicatat sebesar yang tersisa)

Contoh soal:

Pada tanggal 5 April  2015 dibayar sewa untuk 12 bulan sebesar Rp. 6.000.000 secara tunai.

Jurnal :

Rent Expense (Beban Sewa)    Rp. 6.000.000

...................   Cash (Kas)                                                    Rp. 6.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2015 dilakukan jurnal penyesuaian atas sewa maka :

Jurnal Penyesuaian :

Prepaid Rent (Sewa diabayar dimuka)                   Rp. 1.500.000

................... Rent Expense (Beban Sewa)   Rp. 1.500.000

Catatan: Sewa 6.000.000 / 12 bulan = 500.000/bulan

Bulan yang terpakai 5 April 2015 - 31 Desember 2015 adalah 9 bulan

maka sewa yang tersisa 3 bln x 500.000 = 1.500.000 (karena dicatat yang tersisa)

Saturday, April 16, 2016

Jurnal Penyesuaian Beban dan Pendapatan

3.   Beban yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expense)

      Adjusment :

………….. Expense                   Rp xx

   ........................……………. Payable                    Rp. xx

     (dicatat sebesar yang masih harus dibayar)

Catatan :

Untuk akun “…….. Payable” bisa juga diganti dengan akun “Expense Payable" (Hutang Beban)

Contoh : Gaji yang masih harus dibayar Rp. 2.500.000

Salaries Expense ( Beban Gaji)                   Rp 2.500.000

...................... Salaries  Payable (Hutang Gaji)                   Rp. 2.500.000

4.  Pendapatan yang Masih Harus Diterima (Accrued Income)
Adjusment :

………….. Receivable          Rp xx

..........................……………. Revenue              Rp. xx

    (dicatat sebesar yang masih harus diterima)

Contoh : Pendapatan bunga yang masih harus diterima Rp. 300.000


Interest  Receivable (Piutang Bunga)          Rp 300.000

......................Interest Revenue   (Pendapatan Bunga)           Rp. 300.000

Jurnal Penyesuaian Perlengkapan dan Peralatan

Jurnal Penyesuaian (Adjusment Journal) adalah jurnal untuk menyesuaikan akun-akun di Trial Balance agar sesuai dengan konndisi yang sebenarnya.

1. Supplies (Perlengkapan)

a. Jika dicatat sebagai Asset atau Harta

Ciri-ciri : Menggunakan nama “ Supplies” (perlengkapan)

      Pada saat transaksi :

Supplies                           Rp xxx

..................... Cash (kas) / Account Payable (Hutang usaha)        Rp xx

     Adjusment :

Supplies Expense (beban perlengkapan)     Rp xx

................. Supplies  (perlengkapan)                            Rp. xx

     (dicatat sebesar yang terpakai)

contoh soal :

Data di Neraca Saldo (Trial Balance) menunjukkan akun Supplies (perlengkapan)  Rp 4.000.000.

Data penyesuaian per 31 Desember 2015 menunjukkan bahwa perlengkapan yang terpakai Rp 1.500.000

Supplies Expense (Beban perlengkapan)        Rp 1.500.000

................. Supplies (Perlengkapan)                 Rp. 1.500.000

b. Jika dicatat sebagai Expense (Beban)

Ciri-ciri : Nama “Supplies Expense” ( Beban Perlengkapan)

       Pada saat transaksi :

Supplies Expense (Beban Perlengkapan)      Rp xx

......................Cash/ Account Payable                              Rp xx

       Adjusment :

Supplies                       Rp xx

....................Supplies Expense         Rp. xx

     (dicatat sebesar yang tersisa)

Data di Neraca Saldo (Trial Balance) menunjukkan akun Supplies Expense Rp 6.000.000.

Data penyesuaian per 31 Desember 2015 menunjukkan bahwa perlengkapan yang terpakai Rp 2.500.000

Supplies  (perlengkapan)                     Rp 3.500.000

....................Supplies Expense (Beban Perlengkapan)        Rp. 3.500.000

catatan : Dicatat sebesar yang tersisa yaitu 6.000.000 - 2.5000.000 = 3.500.000

2.  Fixed Asset (Equipment/Peralatan, Vehicles/Kendaraan, Building/Gedung, Machines/Mesin)
     Adjusment :

Depreciation Expense “Fixed Aset”               Rp xx

....................... Accumulated Depr. “fixed Aset”                Rp. xx

     (dicatat sebesar yang disusutkan)

contoh : Penyusutan Peralatan sebesar Rp. 1.000.000 maka jurnal adjusment adalah :

Depreciation Expense Equipment (beban peny. peraltan)             Rp 1.000.000

..................Accumulated Depr.  Equipment (akumulasi peny. peralatan             Rp. 1.000.000

Accrual dan Cash Basis

Dalam akuntansi keuangan terdapat dua dasar pembukuan yaitu Dasar Kas (Cash Basis) dan Dasar Akrual (Accrual Basis). 

Cash basis adalah pencatatan atau pengakuan pendapatan dan beban diakui pada saat penerimaan atau pengeluaran kas. Sebagai contoh beban listrik untuk bulan Januari 2014, dibayar bulan Februari 2014 diakui dan dicatat pada saat membayar beban listrik tersebut yaitu pada bulan Februari 2014.

Sedangkan Accrual Basis adalah pencatatan atau pengakuan pendapatan dan beban diakui pada saat periode dimana pendapatan atau beban tersebut dihasilkan. Sebagai contoh beban listrik bulan Januari 2014, dihitung, dicatat dan dibukukan pada bulan tersebut yaitu Januari 2014, sekalipun pembayaran dilakukan pada bulan yang berbeda.

Dasar akrual ini merupakan dasar yang lazim digunakan oleh perusahaan, sedangkan Dasar kas digunakan oleh perusahaan skala mikro atau kecil. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait pada periode yang sama disebut konsep penandingan atau prinsip penandingan (matching principle).

Jenis-Jenis Akun

Akun-akun umumnya dicatat sesuai dengan urutan pemunculannya dalam laporan keuangan. Klasifikasi perkiraan masih dapat dipecah ke dalam pos-pos perkiraan sebagai berikut ini:

Aktiva (Aset) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis. Aktiva dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu:

 Aktiva lancar (Current Assets) adalah harta yang berupa uang tunai, yang cepat menjadi uang, atau yang cepat menjadi biaya dalam waktu kurang dari satu tahun

Contoh :

    Kas (Cash)
    Effek / Surat-surat berharga (Marketeble Securities)
    Piutang dagang (Account Receivable)
    Piutang wesel / wesel tagih (Notes Receivable)
    Persediaan barang dagang (Merchandise Inventory)
    Pendapatan yang harus ditagih (Accrued Revenue)
    Biaya dibayar dimuka / perskot biaya (Prepaid expense):
    Sewa dibayar dimuka (prepaid rent)
    Asuransi dibayar dimuka (prepaid insurance)
    Iklan dibayar dimuka (prepaid advertising)
    Perlengkapan (Supplies)


Aktiva Tetap (Fixed Assets) adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dipakai lebih dari satu tahun. Aktiva Tetap ada 3 macam :
        Investasi jangka panjang (Long term investment)
            Investasi dalam saham (Invesment in stock)
            Investasi dalam obligasi (Invesment in bonds)
        Aktiva tetap berwujud (Tangible fixed assets)
            Tanah (Land)
            Gedung / Bangunan (Building)
            Mesin-mesin (Machinery)
            Peralatan (Equipment)
            Truk pengangkutan (Delivery Truck)
        Aktiva tak berwujud (Intangible fixed assets)
            Goodwill
            Patent (hak yang diberikan kepada pembuat pertama suatu barang)
            Merk dagang/trade mark (hak yang diberikan kepada pemilik merk atas barang).

Kewajiban (Liabilities) adalah utang kepada pihak luar (kreditor). Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

Hutang lancar (Current Liabilities) adalah hutang yang pembayarannya kurang dari satu tahun. Contoh :

    Hutang dagang (Account payable)
    Hutang wesel / wesel bayar (Notes Payable)
    Biaya-biaya yang masih harus dibayar (Accrued expense), seperti:
    Listrik yang masih harus dibayar (Electricity payable)
   Gaji yang masih harus dibayar (Salaries payable)

Pendapatan-pendapatan diterima dimuka (Deferred revenue/unearned revenue), seperti:

    Sewa diterima dimuka (Unearned rent revenue)
    Bunga diterima dimuka (Unearned interest revenue)

Hutang jangka panjang (Long term liabilities) adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun. Contoh:

    Hutang hipotik (Mortgage payable)
    Hutang obligasi (Bonds payable)

Ekuitas pemilik / Modal (Owner’s Equity) adalah hak pemilik terhadap aktiva bisnis. Untuk perusahaan perorangan, ekuitas pemilik di neraca terlihat dalam saldo akun modal pemilik. Akun penarikan (Drawing) menunjukkan penarikan modal yang dilakukan oleh pemilik.

Pendapatan (revenue) adalah peningkatan modal yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli. Pendapatan pokok disebut pendapatan usaha sedangkan pendapatan yang bukan berasal dari pendapatan pokok disebut pendapatan non usaha. Contoh pendapatan adalah pendapatan honor atau fee, pendapatan sewa dan pendapatan komisi.

Beban (Expense) adalah aktiva atau jasa yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan. Contoh-contoh beban meliputi beban upah, beban sewa, beban perlengkapan, beban utilitas (listrik, air, dan telepon), dan beban rupa-rupa.

Persamaan Akuntansi (Accounting Equation)

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (assets). Contoh-contoh aktiva termasuk kas, tanah, bangunan, dan peralatan. Hak atau klaim atas property biasanya dibagi menjadi dua jenis utama: (1) hak kreditor dan (2) hak pemilik. Hak kreditor memperlihatkan utang perusahaan yang disebut kewajiban (liabilities). Hak pemilik disebut ekuitas pemilik (owner equity). Hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

                                        Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

Persamaan tersebut dikenal sebagai persamaan dasar akuntansi  (accounting equation). Biasanya kewajiban diletakkan sebelum ekuitas pemilik dalam persamaan akuntansi karena kreditor memiliki hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan. Klaim pemilik seringkali diberikan penekanan lebih besar dengan memindahkan kewajiban ke sisi lain persamaan tersebut sehingga menjadi:

                                     Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

Sebagai ilustrasi, jika aktiva yang dimiliki perusahaan adalah Rp. 120.000 dan kewajibannya senilai Rp. 40.000, maka ekuitas pemiliknya sama dengan Rp.80.000, seperti berikut ini:

Aktiva       –    kewajiban = ekuitas pemilik

Rp. 120.000 – Rp. 40.000 = Rp. 80.000

Friday, April 15, 2016

Pihak yang Membutuhkan Informasi Akuntansi

Pihak yang berkepentingan menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama adalah Pihak Internal perusahaan dan Pihak Eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan informasi perusahaan antara lain :

  1. Manajer atau Pengelola Perusahaan : Akuntansi digunakan oleh manajer dalam pengambilan kebijakan di perusahaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Diantaranya untuk meningkatkan penjualan, dan efisiensi biaya.
  2. Pemilik Perusahaan: Pemilik yang telah menanamkan modalnya kedalam perusahaan, tentu ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Salah satu informasi yang ingin diketahui pemilik adalah apakah perusahaan mendapatkan keuntungan ( laba ) atau kerugian.
  3. Investor dan Kreditur : Investor adalah pihak yang ingin menanamkan modalnya kedalam perusahaan yang diminati dalam rangka memperoleh keuntungan. Sedangkan kreditur adalah pihak yang akan meminjamkan dananya kepada perusahaan. Oleh karena itu investor dan kreditur harus mengetahui kondisi keuangan perusahaan, untuk kemudian dianalisis untuk menentukan apakah ingin menanamkan modalnya atau untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan.
  4. Pemerintah : Pemerintah melalui lembaga negara mewajibkan perusahaan untuk melaporkan kondisi keuangannya. Diantara lembaga tersebut adalah Dirjen Pajak, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, dan Kementerian Tenaga Kerja.

Jenis-Jenis Perusahaan

Jenis Perusahaan

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu: 1. Pabrikan (Manufaktur), 2. Perusahaan dagang (Trading) dan 3. Perusahaan jasa (Service). Setiap jenis perusahaan mempunyai karakteristiknya masing-masing.

Pabrikan (manufacturing business): mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan pabrikan dan produk yang mereka hasilkan, dapat dilihat berikut ini:

Perusahaan                         Produk
Gramedia                            Buku
Astra Honda Motor            Sepeda Motor
Toyota                                Mobil
Sanyo (LG)                        Barang Elektronok
   
Perusahaan dagang (trading / merchandising business) : menjual produk kepelanggan. Namun mereka tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya dari perusahaan lain (misalnya, membeli dari perusahaan pabrikan). Dengan kata lain, perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan. Contoh perusahaan dagang dan produk yang dijual dapat dilihat pada contoh berikut ini:

Perusahaan                      Produk
Sun Motor                       Motor (sebagai main dealer Motor)
Indomart                         Kebutuhan pangan
Matahari Dep. Store        Kebutuhan sandang
   
Perusahaan jasa (service business) : menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan. Contoh perusahaan jasa dan jenis jasa yang ditawarkan dapat dilihat pada contoh berikut ini:

Perusahaan                             Produk
Kantor Akuntan Publik           Audit
Garuda Air Lines                    Transportasi Udara
Bank                                      Jasa Perbankkan

Profesi dan Bidang Akuntansi

A.    PROFESI AKUNTANSI 
 
Profesi akuntansi dapat dikelompokkan kedalam berbagai bidang diantaranya :

1. Akuntan Publik (Public Accountant atau External Accountant )Akuntan publik yang telah memenuhi pendidikan negara, berpengalaman dan lulus ujian dapat menjadi Akuntan Publik Bersertifikat (Certified Public Accountant = CPA). Bidang pekerjaan akuntan publik adalah diberikan kepada publik (umum), sangat berbeda dengan akuntan swasta yg bekerja untuk kepentingan internal perusahaan, akan tetapi akuntan publik pekerjaannya melakukan pemeriksaan hasil laporan keuangan internal yang disesuaikan dengan Prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku. Di Indonesia prinsip-prinsip akuntansi dituangkan dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Adapun hasilnya pekerjaan Akuntan Publik dituangan dalam Laporan Keuangan Audit (Audit report)

2. Akuntan Intern (Internal Accountant) 

Seringkali disebut akuntan manajemen yaitu bertujuan untuk menghasilkan informasi internal perusahaan secara lebih mendalam (detail) yang bertujuan hanya untuk kepentingan internal perusahaan itu sendiri. Jika mereka bekerja di pabrik mereka disebut akuntan industri atau akuntan biaya. Kepala bagian akuntansi di perusahaan sering disebut kontroler.

3. Akuntan Pemerintah (Governmental Accountant)
 
Akuntan yang dipekerjakan pada sebuah lembaga pemerintah. Dalam pengelolaan keuangan negara memerlukan akuntan untuk mencegah kebocoran uang negara. Diantara lembaga tersebut adalah BPK dan Departemen Keuangan.

B.    BIDANG-BIDANG AKUNTANSI 
 
Bidang-bidang akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1.    Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
 
Akuntansi Keuangan terutama berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan.

2.    Akuntansi Manajerial (managerial accounting) atau akuntansi manajemen (management accounting)
 
Akuntansi manajemen (management accounting), menggunakan baik akuntansi keuangan maupun data yang diestimasi untuk membantu manajemen dalam menjalankan operasi perusahaan sehari-hari dan merencanakan masa depan operasi perusahaan. Akuntan manajemen mengumpulkan dan melaporkan informasi yang relevan dan tepat waktu bagi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen.

3.    Akuntansi Perpajakkan (Tax Accounting)
 
Akuntanasi perpajakan merupakan kegiatan akuntansi yang melakukan penyesuaian Laporan Keuangan Komersil menjadi Laporan Keuangan Fiskal, yang berlandaskan pada Undang-undang perpajakan yang berlaku saat itu.

Pengertian Akuntansi

Dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dewasa ini, peranan akuntansi sangat penting bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Kegiatan akuntansi mencakup kegiatan mencatat, mengikhtisarkan, melaporkan dan mengintepretasikan data keuangan perusahaan untuk kepentingan pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan.

AICPA (American Institute of Certified Public Accounting), mendifinisikan akuntansi sebagai berikut :

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

Definisi yang lain disampaikan oleh Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 sebagai berikut :

Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara beberapa alternatif.

Akuntansi dapat digunakan bukan hanya oleh organisasi yang berorientasi profit (keuntungan) tapi juga organisasi lain seperti pemerintah, lembaga sosial dan lembaga non profit lainnya. Pemakaian akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi pada organisasi tersebut dan melaporkan hasilnya, salah satunya berupa informasi laporan keuangan.

Biaya Produk Bersama dan Produk Sampingan (Joint Product and By Product)

Produk bersama (joint product) adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu proses produksi dengan menggunakan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang sama. Biaya tersebut sulit untuk dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Produk yang dihasilkan juga memiliki nilai jual dan atau kuantitas yang sama.
Contoh : produksi susu segar, akan menghasilkan krim dan skim cair. Krim dapat diolah lebih lanjut menjadi  mentega, sedangkan skim dapat diolah lebih lanjut menjadi susu.

Biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk bersama disebut biaya bersama (joint cost). Produk bersama akan menghasilkan :
  1. Produk Utama (Main Product) : produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar dibandingkan produk sampingan.
  2. Produk Sampingan (By Product) : produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih kecil dibandingkan produk sampingan.
Contoh : Penggilingan padi memiliki produk utama adalah beras dan produk sampingan berupa dedak (untuk pakan ternak).

Karakteristik Produk Bersama :


  • Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama antara satu dengan lainnya. 
  • Setiap produk memiliki keterkaitan yang erat, sehingga penambahan di salah satu produk akan menambah produk lainnya secara proporsional.
  • Dalam produk bersama dikenal split off point (titik pisah) dimana produk tersebut dapat dipisah ke masing-masing produk secara individual
  • Setelah split off point (titik pisah) produk tersebut bisa langsung dijual atau diproses terlebih dahulu baru dijual

Thursday, April 14, 2016

Perbedaan Produk Rusak dengan Produk Cacat

Produk rusak adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi yang tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, tetapi masih bisa diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, dimana biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai jual produk selesai.

Penyebab produk rusak : 
  • Bersifat normal : produk rusak terjadi yang bersifat normal dan telah diperhitungkan oleh perusahaan 
  • Karena kesalahan : akibat kesalahan dalam proses produksi karena kurangnya pengawasan, salah perhitungan, kesalahan teknis atau kesalahan pekerja. 

Produk Cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi yang tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, tetapi masih bisa diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, dimana biaya yang dikeluarkan cenderung lebih kecil dari nilai jual produk selesai. 

Penyebab produk cacat : 
  • Bersifat normal : produk cacat terjadi yang bersifat normal dan telah diperhitungkan oleh perusahaan karena tingkat kesulitan pembuatan yang cukup tinggi.
  • Karena kesalahan : akibat kesalahan dalam proses produksi karena kurangnya pengawasan, salah perhitungan, kesalahan teknis atau kesalahan pekerja. 


Persediaan di Pabrik

Pada perusahaan pabrikasi terdiri dari tiga persediaan yaitu :

  1. Persediaan Bahan Baku : Persediaan bahan yang belum dimasukkan kedalam proses produksi dan masih tersedia di gudang 
  2. Persediaan Produk Dalam Proses : Produk yang telah menggunakan bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang belum selesai (setengah jadi) dan masih tersimpan di pabrik 
  3. Persediaan produk selesai : Produk yang telah selesai melalui proses produksi akan tetapi belum terjual dan masih tersimpan di gudang produk selesai. 
Disamping ketiga persediaan diatas ada juga :

  • Persediaan awal : persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau periode yang lalu, sehingga merupakan persediaan awal pada periode berikutnya
  • Persediaan akhir : persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau periode yang bersangkutan. 

Tuesday, April 12, 2016

Perbedaan Biaya Pesanan (Job Order Costing) dan Biaya Proses (Process Costing)

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan , kontrak atau pesanan pelanggan yang spesifik.

Karakteristik Biaya Pesanan :
  • Sifat produksi yang dilakukan terputus-putus dan tergantung pada pesanan yang diterima 
  • Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan 
  • Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan 
  • Total biaya produksi untuk setiap pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan 
  • Biaya perunit dihitung dengan membagi total biaya produksi yaitu bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead dibebankan dengan total unit yang dipesan 
  • Akumulasi biaya pada umunya menggunakan biaya normal 
  • Produk yang sudah selesai dapat disimpan digudang atau langsung diserahkan kepada pemesan.
Perhitungan biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen. Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk yang hasilnya ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya atau departemen tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan.

Karakteristik Biaya Proses :
  •  Aktivitas produksi bersifat terus menerus
  • Produksi bersifat massal, dengan tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual 
  • Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen dan berdasarkan standar
  • Biaya dibebankan kesetiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi 
  • Pengumpulan biaya dilakukan pada periode waktu tertentu

Perbedaan Sistem Biaya Aktual dan Biaya Standar

Sistem Biaya adalah organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi manajemen. Dalam akuntansi biaya, sistem yang mengalokasikan atau membebankan biaya ke unit produksi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Biaya Aktual)

Suatu sistem dalam pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya tersebut sudah terjadi atau biaya yang benar-benar telah dinikmati. Pelaporan hasil penghitungan biaya aktual dilakukan setelah semua operasi sudah selesai pada periode akuntansi yang bersangkutan. 
2. Sistem biaya ditentukan dimuka (Biaya Standar)

Suatu sistem dalam pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan. 
Pada akhir periode akuntansi kedua jenis sistem biaya ini dicatat dan kemudian dibandingkan sehingga menyebabkan adanya varians antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang ditentukan dimuka. Varians yang timbul disebut dengan varians lebih (over applied) dan varians kurang (under applied)

Penentuan harga pokok  adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja. Penentuan harga pokok dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Metode Kalkulasi Biaya Penuh (Full Costing

Suatu metode dalam penentuan harga pokok dengan memperhitungkan semua biaya produksi yaitu bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang variabel maupun yang tetap. 
2. Metode Kalkulasi Biaya Variabel (Variable Costing

Dalam metode ini penentuan harga pokok hanya memperhitungkan biaya yang bersifat variabel saja seperti bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam metode ini BOP tetap tidak diperhitungkan sebagai biaya produksi, tetapi akan dimasukkan sebagai biaya periode yang akan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. 

Monday, April 11, 2016

Kelompok Biaya Dalam Hubungannya dengan Pengambilan Keputusan

Biaya dalam rangka pengambilan keputusan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Biaya Relevan : Biaya masa akan datang yang berbeda dalam alternatif yang berbeda. Biaya relevan
    terdiri dari :
  • Biaya Differensial : selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternatif pilihan. Biaya differensial disebut juga biaya marginal atau biaya incremental. Contoh perusahaan memilih membeli bahan baku antara aluminium atau besi. Jika menggunakan aluminium biaya yang dikeluarkan Rp. 200.000,- sedangkan jika menggunakan besi, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 300.000,-. Dari keterangan tersebut terlihat bahwa ada dua alternatif yang berbeda dengan dua biaya yang berbeda, perbedaan tersebut sebesar Rp. 100.000,-
  • Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) : biaya yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif. Contoh perusahaan memiliki dua pilihan, apakah gedung yang dimiliki akan disewakan atau dijual. Jika disewakan akan mendapatkan pendapatan Rp. 150 juta dan jika dijual akan mendapatkan keuntungan Rp. 200 juta. Jika memilih alternatif pertama maka perusahaan akan kehilangan potensi memperoleh pendapatan lebih besar Rp. 50 juta dibanding jika disewakan. 
  •  Biaya Tersamar : Biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Contoh Biaya bunga.
  • Biaya Nyata : Biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternatif. Contoh. biaya yang dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari luar. 
  • Biaya yang dapat dilacak : Biaya yang dapat dilacak kepada produk selesai. Contoh biaya bahan baku langsung 
2. Biaya Tidak Relevan : Biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apa pun. terdiri
   dari :
  • Biaya masa lalu (biaya historis) : biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun. Contoh pembelian peralatan 
  • Biaya Terbenam : Biaya yang tidak dapat kembali. Contoh Penyusutan 


 

Kelompok Biaya Berdasarkan Departemen dan Periode

Biaya dalam hubungannya dengan Departemen produksi dibagi menjadi :

1. Biaya Langsung Departemen : Biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen yang 
    bersangkutan. Contoh. Biaya bahan baku merupakan biaya langsung departemen produksi 

2. Biaya Tidak Langsung Departemen : Biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke 
    departemen yang bersangkutan. Contoh Biaya penyusutan merupakan biaya yang dinikmati secara 
    bersama oleh beberapa departemen oleh karena itu biaya tersebut merupakan biaya tidak langsung 
   departemen 

Biaya dalam hubungan dengan periode waktu sebagai berikut :

1. Biaya Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) : Biaya yang dikeluarkan untuk memberikan 
   manfaat di masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang, dicatat sebagai aktiva. Contoh pembelian 
  mesin atau perlatan 

2. Biaya Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) : Biaya yang memberikan manfaat untuk 
    periode sekarang dan dilaporkan sebgai beban Contoh mesin atau peralatan yang dibeli akan 
   menimbulkan penyusutan. Penyusutan ini merupakan beban untuk periode yang bersangkutan

Kelompok Biaya Menurut Volume Produksi

Biaya dalam hubungannya dengan volume biaya atau perilaku biaya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Biaya Variabel : Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang
    relevan, tetapi secara perunit tetap. Biaya yang secara total berubah-ubah tergantung volume produksi,
   akan tetapi jika dihitung perunit relatif tetap. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

2. Biaya Tetap : Biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara per
    unit berubah. Contoh : Amortisasi, penyusutan, gaji eksekutif produksi.

3. Biaya Semi : Biaya yang didalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel. Biaya
   semi ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  •   Biaya Semi Variabel : biaya yang didalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan   karakter tetap dan variabel. Contoh biaya listrik, pajak penghasilan
  •  Biaya Semi Tetap : Biaya yang berubah berdasarkan volume secara bertahap. Contoh. Gaji Supervisor

Kelompok Biaya Non Produksi

Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi disebut juga dengan biaya komersial atau biaya operasi. Biaya komersial atau biaya operasi ini juga digolongkan sebagai biaya periode yaitu biaya yang dapat dihubungkan dengan interval waktu. Biaya ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Beban Pemasaran : atau disebut juga biaya penjualan adalah biaya yang dikeluarkan apabila produk 
   selesai dan siap dipasarkan ketangan konsumen. Contoh : biaya pengiriman barang, komisi penjualan, dan
   sampel barang gratis.

2. Beban Administrasi : Biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan kegiatan pengambilan keputusan,
    pengarahan dan pengawasan kegiatan perusahaan secara menyeluruh sehingga dapat berjalan dengan
    efektif dan efisien. Contoh gaji direksi, sewa kantor, penyusutan gedung kantor

3. Beban Keuangan : Biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-fungsi keuangan. Contoh biaya bunga

Saturday, April 9, 2016

Jenis-Jenis Biaya Produksi

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi yang tepat dan efektif bagi manajemen. Oleh karena itu biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan suatu konsep "Different Cost Different Purpose" artinya berbeda biaya berbeda tujuan.

Biaya Produksi  adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

  1. Biaya Bahan Baku Langsung : adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contoh : Kayu dalam pembuatan mebel, kain dalam pembuatan pakaian 
  2.  Tenaga Kerja Langsung : adalah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Contoh : upah koki dalam pembuatan kue, tukang jahit, bordir dan pembuat pola jika produksi pakaian 
  3.  Biaya Overhead Pabrik : adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  • Bahan tidak langsung (bahan penolong) : adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung ke produk selesai. Contoh : aksesoris pakaian dalam produksi baju, vanili garam dalam pembuatan kue
  • Tenaga Kerja Tidak Langsung : adalah tenaga yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh : gaji satpam pabrik, akuntan pabrik, mandor pabrik.
  • Biaya tidak langsung lainnya : adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri secara langsung ke produk selesai. Contoh : pajak bumi dan bangunan pabrik, penyusutan mesin dan bangunan pabrik, sewa pabrik 
Dua dari tiga unsur biaya dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Biaya utama (Prime cost)  : Gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
    langsung

2. Biaya Konversi  (Convertion Cost) : Biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku langsung
    menjadi produk selesai . Biaya ini merupakan gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya
    overhead pabrik.
      


    

Analisa Laporan Keuangan PT Pan Brothers Tbk - Sejarah

Sejarah PT Pan Brothers TBK PT. Pan Brothers Tbk (PBRX) adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dengan produksi utamanya ber...